Sabtu, 05 Januari 2019

My Thoughts - Toyota Avanza 2019 Facelift



Halo pembaca sekalian.

Dunia maya baru saja dihebohkan dengan kehadiran sosok mobil legendaris yang pada tahun 2019 ini mengalami facelift. Mobil tersebut adalah Toyota Avanza. Ini adalah posting pertama saya dalam memberikan pendapat tentang mobil, awalnya tidak mau tapi lama-lama jari jadi gatel.

Baiklah kita mulai saja.

Sabtu, 24 September 2016

The Ideology Of A Modern Environment : Working Until I'm 55?

There are maybe about 8 Billion people on this earth right now, aside from the population who are still active students and minors, almost 4 Billion are emplyoed to work for some major or minor company, and maybe hundreds of millions are emplyoed. 4 Billion people are working at their productivity age which is around 18-55. For years, the hamster wheel keeps spinning, the old gets retired, and replaced by a younger dan fitter emplyoee. The dogma of modern society. Truth be told, the dream job for humans right now as an adult is working in some major company, maybe in oil and gas or any other multinational company that provides great income. Maybe around 40-100 Million, if the currency is in indonesian rupiah, could be more than that. Depending on the value rate of the particular currency.

I don't want to natter on the fact where I'm just a regular employee. I feel very greatful to have a job in this current age where competition is much strict then ever before. Where hundreds of people who are more qualified would literally fight for filling the vaccant slot in the job market. Job hunting isn't as easy as it was before. But, I would just like to point out that, is working years and years for someone's company really worth giving your life too? It's really a big concideration if we really think about it because realize it or not, we are going to spend half of our lives just to make someone's company bigger and bigger, not to mention the horrible traffic we have to endure every time we go to work. While the company you're working for becomes a major cooperation, you will be just an average joe there with your small room or desk. Sure having a job is better than having no job at all, especially if we have mouths to feed back home.

Well, working for half of our lives for someones company is not a good choice, in my opinion. With the time we will spend for imporving someone else's bussiness in the future, we could actually build our own bussiness. Sure our income will be low at first, but in time surely the margin would grown up. For me, I'm not going to work for the rest of my life for someone. I don't want to be an average working joe.

Someone told me this,

"setinggi apapun jabatan kamu, kamu akan tetap jadi pembantu orang. Sekecil apapun usaha kamu, kamu akan menjadi bossnya."

I admit those words are true. That's why I began starting a small bussiness of my own. Sure it's not as big as the major ones. But at least we are the boss, we decide what should be done to make our bussiness grow bigger. I don't plan on working for years and years for someone. My dream is to become an Entrepreneur. Won't be easy, but at least I have to try to prove that if I could do it, maybe you could too.

Dream big, don't let modern dogma restrain you from your dreams.


Minggu, 10 April 2016

Welcome the new Me!

Hello everyone. It's been such a really long time since my last post. And i gotta say, i really miss blogging. Yep, been hiatus for some quite time now. But, i am back now, and hopefully i will continue to post :)

(Okey gua sok inggris banget tadi ha..ha)


Sekarang tahun 2016, tepatnya bulan April. Kalau dihitung-hitung hampir setahun gue lepas masa putih krem gue. Bagi kalian yang bertanya-tanya gue kemana, santai aja broo, gue masih di planet bumi kok. NASA belum mencari sukarelawan ekspedisi buat ke planet Mars (Gile gue berasa jadi pameran utama di planet of the apes. Gue monyetnya yang pinter ha..ha). Maka dari itu, sambil menunggu NASA membuka pendaftaran, gue kerja sambil kuliah aja dulu.
Saat ini gue kerja di PT. Equilab International sebagai analyst sekaligus jadi mahasiswa semester 2 di Universitas Sahid Jakarta (Kampus terbaik se-Jakarta city metropolitan). Bukan lagi sebagai siswa, tapi sudah MAHA siswa. Berarti gue udah level up, layaknya Goku level up ke supersaiyan 4 buat ngalahin Majinbu.  
Gue disini engga akan membahas panjang lebar tentang kerjaan, perkuliahan, atau status gue, Tapi gue disini bakalan ngebahas soal sikap gue, atau sifat gue yang ... sedikit udah berubah dari sifat pas gue masih berpakaian putih krem.

1. Gue udah jarang main game.

Hmm .... Gue engga ngerti kenapa gue tiba-tiba ogah saat diajak main game, Bagi yang belum tahu, gue termasuk salah satu gamers yang rela begadang berjam-jam cuma buat ngumpulin semua coin di game Sonic the hedgehog, ituloh game soal landak biru berambut punk yang pake sepatu Nike roshe dan berjalan layaknya manusia yang tujuan hidupnya ngalahin om-om botak obesitas yang kumisnya bisa aja jadi iklan Wak-Doyok. Just kidding guys, gue secara pribadi suka banget sama sonic. Itu game pertama yang gue mainin sama kaka gue pas SD. Entah kenapa, setelah lulus dari smakbo dan kerja, gue jadi jarang megang game lagi. Normalnya kalau orang dikasih game GTA 5 atau Saint Row 4, mereka bakalan berjam-jam di depan TV, gue sekarang engga kaya gitu, main 30 menit aja udah bosen. Is this growing up? If it is, it sucks.

2. Gue udah jarang begadang.

Yap kayanya gue udah engga perlu jelasin lagi yah haha, Dengan gue kerja dan kuliah, pasti tenaga gue terkuras pas udah pulang. Langsung tepar pas udah ketemu kasur.

3. Gue udah engga meluangkan waktu buat hobi gue.

Bagi kalian yang udah mengenal gue atau paling engga mengikuti blog gue, kalian pasti tahu gue punya banyak hobi dan suka mempublish hasil karya gue di blog ini. Tapi dengan semua kesibukan gue, waktu buat hobi mau engga mau harus wajib di korting atau bahkan dilenyapkan. 

4. Gue udah ngerti uang

Karena sudah bisa mencari duit sendiri, gue jadi ngerti apa itu value dari uang. Yang berjam-jam lu kerja 8 jam selama sebulan, bekerja keras, lu jadi mikir berulang kali buat ngeluarin uang, padahal itu buat keperluan diri lu sendiri kaya sabun muka atau odol. Dulu gue mau apa-apa tinggal bilang, kalau engga dikasih juga tinggal rengek aja atau ngambek dikit, sekarang engga bisa lagi kaya gitu, malu sama orangtua dan pacar #asek udah engga jomblo. Nyari duit sekarang sulit bruh, tapi kita harus selalu mensyukuri apa yang kita punya dan dapatkan. Terkadang Ninja 650 atau Harley orang lain bisa kalah bagus kalau kita menyukuri apa yang kita punya *Padahal mah gue ge hayang punya moge, 

Intinya mah ... Jangan selalu lihat keatas, bisa silau men. Tapi lihatlah kebawah, supaya lu kaga jatuh ke jurang hutang yang engga bisa lu bayar.

Yah, dengan semua perubahan gue, gue harap semuanya demi kebaikan masa depan gue dan istri gue nanti *ehem lirik ratih dewi sujana. 
Sekian dari posting gue, dan semoga gue engga terlalu sibuk biar bisa posting cerita cerita gue lagi disini. 




Kamis, 10 September 2015

RA ;)

Dear kesayanaganku Ratih Dewi Sujana,

Aku terbangun ketika mendengar adzan subuh, dan ketika aku membuka hp-ku, aku baru menyadari bahwa aku telah ketiduran, menghilang saat kamu membutuhkan. Kamu mengirim begitu banyak chat di line, mungkin dengan harapan aku akan bangun dan membaca pesan tersebut.

Sayangku, maafkan aku yang tak bisa menemanimu malam ini saat kamu membutuhkan aku, yang saat teman-temanmu shalat dan kamu sendirian, aku tidak bisa menelfonmu.

Sayangku, I love you, and you've seen what kind of crazy things I did just for you. Kamu ingat kemarin jumat, ketika kamu membutuhkan aku, aku langsung pulang kantor, tapi bukan pulang ke rumahku di jakarta, tapi aku langsung melesat ke bogor untuk menemuimu. Jam pulang kantor biasanya adalah waktu termacet untuk berpergian, tapi aku tidak menghiraukan itu dan langsung pulang ke bogor, pulang ke hangatnya senyummu. Aku tidak makan atau minum, karena aku membayangkan kita akan makan romantis malam itu.

Tapi kemacetan membuatku tak bisa kesana tepat waktu, dan kamu menunggu kedatangan aku selama 40 menit di giant. Dan ketika aku sudah sampai, ternyata kamu sudah tidak ada. Tidak ada disana untuk menyambutku dengan tatapan manismu.

Aku berdiri di foodcourt giant, berharap kamu masih menungguku dan muncul di depanku. Tapi kamu tidak ada. Dan ketika aku melihat jam di hp-ku. I came 2 minutes after you went home. Aku telfon kamu berulang kali, tapi semua telfonku di reject.

And you know what happened next, do you tih? Aku engga berfikir panjang dan langsung menuju rumahmu. And only you and me knows what happened next.

Sayantku, aku engga perlu berkata-kata manis untuk menunjukkan bahwa aku cinta, karena aku sudah menunjukkannya dan kamu sudah tahu.

Aku engga akan berhenti memperjuangkanmu. Dan aku akan selalu memaafkan kamu.

No words are nessasary between two loving hearts. I just want you. That's it. All you're flaws, mistakes, smiles, giggles. I want it all.

And I know it's silly ...
But no matter where i go ...
Sometimes I'd wish you'd just appear...
It's so bloody lonely ...
Without you near ...

With love,
Alfi Nurzaki

Minggu, 12 Juli 2015

AR :)

Teruntuk Kekasihku tercinta, Ratih Dewi Sujana.

Apa kamu tahu? Di dinginnya malam kota Jakarta, aku jadi teringat setiap momen berharga yang aku lalui bersamamu. Ditemani segelas teh manis panas yang menghangatkan tubuh, aku mulai menuliskan cerita pendek ini.

Ratih, apa kamu tahu? Saat pertama kali aku mengenalmu, hidupku dalam sekejap jadi lebih berwarna. Ya, kamu mampu menambahkan goresan warna dalam kanvasku yang semula kosong. Aku ingat saat kita pertama kali bertemu. Aku berdiri sambil membaca buku komik Naruto saat menunggu kedatanganmu. Saat itu aku tidak begitu tahu seperti apa sifatmu, seberapa tinggi badanmu, tapi hatiku begitu antusias ingin bertemu denganmu. Bila aku boleh berkata jujur, jantungku berdegup kencang saat menunggumu. Detik demi detik berlalu dan kamu tak kunjung datang juga. Tapi aku tetap berdiri di tempatku, tak bergerak dari sana sembari mataku melirik kekiri dan kanan, berusaha mencarimu.

Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara pertama yang keluar  dari mulutmu.

“Hai” kamu berkata. Kata singkat itu dihiasi dengan senyuman yang begitu menawan dan ayunan tangan yang ramah.

Respon pertamaku supel, aku tak mampu merangkai kata balasan yang cukup memikat. “Pendek juga yah,” kataku sambil berdiri di sampingnya, mengukur perbandingan tinggiku denganmu. Seharusnya aku mengomentari soal pakaian yang kamu kenakan hari itu, tapi menurutku itu sedikit klise.
Kamu langsung tertawa riang, suasana langsung menjadi cair. Pada momen singkat inilah, aku jatuh cinta kepadamu. Boleh di bilang aku adalah orang yang kaku jika pertama kali bertemu dengan perempuan, tapi denganmu, aku langsung merasa nyaman, merasa bahwa kamulah tempat terbaikku untuk pulang.

Namun, dalam setiap putih akan selalu ada hitam. Beberapa hari setelah kita bertemu, kamu mengeluh menangis setiap malam. Saat aku bertanya mengapa, kamu menutup hatimu rapat-rapat, seakan tak ada seorang pun yang boleh memasuki koridor rahasia hatimu. Maka, yang bisa aku lakukan hanyalah memberimu waktuku, semangatku, dan pundakku untuk menangis.

Namun sekuat-kuatnya seseorang menahan kepedihan hatinya, akhirnya dia akan jatuh juga. Kamu menangis dan menceritakan semuanya padaku, lalu memintaku untuk bertemu denganmu. Maka aku melakukannya, tanpa berfikir panjang. Instingku berkata aku harus ada untukmu, menemanimu saat harimu berubah kelam.

Kamu harus tahu, malam sebelum kita bertemu, aku bingung harus melakukan apa esok. Atau apakah aku harus merangkulmu saat kamu meledak dalam tangisan atau tidak. Tapi aku melakukan apa yang seorang muslim biasa lakukan saat kebingungan. Aku shalat dan berdoa.

Dari sana aku belajar bahwa kita harus selalu serahkan semuanya pada kekuatan doa. Setelah bertemu denganku, kamu langsung menjadi tenang. Dan kamu jatuh hati padaku. Namun aku tahu belum sepenuhnya, tapi paling tidak aku mampu memasuki celah-celah pintu hatimu yang semula tertutup rapat.

Kita kian dekat, dan rasa dalam hatiku semakin tumbuh, begitu juga denganmu. Kita melewati bulan demi bulan dalam kebahagiaan. Namun tak jarang jua kamu menangisi masa lalumu, dan aku harus selalu memutar otak mencari ide-ide baru untuk membuatmu lupa dengan lembaran masa lalu hidupmu itu.

Menghiburmu tidak mudah. Selalu membutuhkan ide yang fresh.

Sering kali berhasil … tak jarang juga gagal.

Hingga suatu saat aku tak mampu membuatmu lupa, dan kamu terlepas dari rangkulanku begitu saja. Walau kamu tidak memberitahu alasan sebenarnya mengapa kamu ingin mengakhiri masa-masa indah kita, tapi aku sudah tahu. Aku tak bisa memaksamu terus bersamaku saat fikiran serta hatimu masih menetap pada masa lalumu.

Tapi aku adalah orang yang gigih dan tak mudah menyerah. Walaupun hatimu mengantung tak menentu di dinding hati orang lain yang tidak begitu menghargai perasaanmu, tapi aku enggan pergi dan terus berdiri di belakangmu. Siap mengangkatmu kala kamu menangis, siap memayungimu kala harimu menjadi mendung, siap menenangkanmu kala kamu gelisah. Siap memperjuangkan kamu.
Butuh waktu yang lama agar kamu menyadari itu.

Kamu mungkin tidak tahu, setiap malam, aku terus menangis dan berdoa agar kamu cepat menyadari keberadaanku. Aku disini, setia menunggu, siap menerima kamu kembali dalam pelukanku.
Tapi pada akhirnya, kamu jatuh hati sepenuhnya padaku. Kamu menutup masa lalumu, dan siap menuliskan kisah masa depanmu bersamaku. Dan itu merupakan momen paling berharga dalam hidupku.

Dan hingga kini kita masih bersama. Berdiri sama kuat, berpijak pada cinta yang terbentuk kokoh dari nol. Saling mencintai, saling merindukan. Dalam setiap kesibukan pun, aku selalu mendoakan kebaikan dan keselamatan untukmu. Tapi ada-ada saja yang membuatmu ingat lagi pada masa lalumu, aku sempat kesal karena aku sudah berusaha sekeras tenaga untuk membuatmu lupa. Tapi tak apa, selama aku mampu, aku akan terus memperjuangkanmu hingga mimpi kita tercapai.

My Princess, we make many beautiful and happy memories together. We have a common goal.  Every love story is beautiful, but ours is my favourite one. There will alwayas be people who hate us, mock us, joke us, we cannot please everyone, but for me, your happiness is my top priority. Yakinlah padaku bahwa aku akan menikahimu. Buanglah kata-kata orang yang membuatmu ragu. Trust me with all your heart, that’s all I need J

Ratih Dewi Sujana. Labuhkan perahumu dalam dermaga hatiku. Waktu berlayarmu sudah berakhir, sudah cukup kamu menantang badai dan mengarungi lautan. Sudah cukup! Kamu sudah menemukan tujuanmu terakhirmu. Angkat jangkarmu, ikat tali hatimu pada hatiku. Dermaga hatiku memang tak terbuat dari emas atau perak atau logam malah lainnya, tapi ia terbuat dari kelembuatan dan keramahan yang tulus, yang jauh lebih berharga dari logam mulia apapun. Istirahatlah dalam dermaga hatiku.

I cried when I wrote this …

Love me without fear.
Trust me without doubt.
Love me without restrictions.
Want me without demand
Accept me how I am
Love me to the fullest

I love you,

Alfi Nurzaki