Minggu, 09 Maret 2014
Kampus impian.
Lomonosov moscow state university in Russia. My dream campus. Hope it will become my reality :) Aamiin Ya Robb.
Sabtu, 08 Maret 2014
Krisis Russia dan Amerika Serikat.
Baru-baru ini gue baca sebuah berita di linknya http://www.usatoday.com/. Gue baru tahu kalau Russia itu mendeklarasikan perang ke negara Ukrania. Berita kaya begini gak gue lihat di stasiun-stasiun berita Indonesia, padahal berita ini penting banget. Eh, yang ditayangin malah acara-acara joget-joget gak jelas #kesal sendiri.
Oke, berita itu dimuat pada tanggal 1 maret 2014. Dan lagi hangat-hangatnya diperbincangkan di luar negri. Russia menginvasi Ukrania dan mengirimkan pasukannya ke Crimera. Tapi, tindakan menajajah ini langsung memuai perhatian dari negara Amerika Serikat. Obama secara keras menyuruh presiden Russia, Vladimir Putin, untuk tidak menginvasi Ukrania dan menarik kembali pasukannya. Tetapi, seperti kebanyakan orang Russia, Putin pun bersikap keras kepala.
Presiden Putin : Gue ga mau mundurin tentara gue, kampret. Lu aja boleh invasi negara-negara Arab dengan alasan pengen musnahin teroris, padahal yang lu musnahin itu penduduk lokal dengan sambilan menguras minyak bumi mereka. Toh, gue boleh dong lakuin hal yang sama? Siapa elo? Lu mau perang sama gue? Hayolah, gue kirimin nuklir-nuklir gue ke negara elo noh! Negerti gak lu? Mau adu bacot sama gua?!
And Presiden Obama is like:
And Putin is all happy and like :
Invasi Russian ke Ukrania juga di anggap sebagai sebuah dilema yang sungguh membingungkan. Ada beberapa golongan pribumi Ukrania yang pro dengan Russia mengambil alih Ukrania karena dulunya, Ukrania merupakan negara bagian Soviet yang sebagian besar masyarakatnya bisa berbahasa Russia kental. Bahkan, sekarang juga, mereka pun tidak mempermasalahkan negara Ukrania menjadi bagian Russia. Banyak sekali penduduk asli pribumi yang memberikan hadiah-hadiah atau bingkisan kepada tentara Russia disana sebagai bentuk "terima kasihnya."
Foto-foto berikut diambil dari link berita online yang gue baca.
Tetapi ada sebagaian golongan yang kontra, seperti Amerika Serikat contohnya dan Presiden Ukrania sekarang ini, Oleksandr Turchynov. Bahkan, masyarakat pribumi yang Kontra dengan Rusia Mereka berusaha keras untuk membuat Presiden Putin menarik pasukannya kembali.
Artinya : Putin, jangan dekati Ukrania!
Seperti sebuah kutipan di www.usatoday.com
"Yesterday, President Obama said that Russia would face 'costs' if it intervened militarily in Ukraine. It is now essential for the president to articulate exactly what those costs will be and to take steps urgently to impose them."
Artinya : Kemarin, Presiden Obama mengatakan bahwa Rusia akan menghadapi 'ganjaran' jika mereka ikut campur tangan secara militer di Ukraina. Sekarang sangat penting bagi presiden untuk mengartikulasikan biaya tersebut dan akan mengambil langkah-langkah mendesak untuk memaksakan mereka.
Rasanya kembali lagi ke perang dingin kalau terus-menerus begini. Tingkat ketengangannya pun sama tingginya saat ini dengan beberapa tahun yang lalu yang menyangkut Krisis misil Kuba. Bahkan, kedua negara adikuasa itu hampir berada di ujung tanduk untuk mendeklarasikan perang dunia ke 3.
Sekarang pun sama seperti itu kasusnya. Jika perang dunia ketiga mendadak memuncah dari pertikaian ini, maka bukan tank-tank atau serdadu lagi yang di andalkan untuk memenangkan perang, namun roket-roket nuklir mematikan yang akan mengantikan posisinya. Dan kita semua tahu bahwa kedua negara ini punya limpahan senjata berbasis nuklir yang siap untuk di tembakan dalam satu tombol. Jika itu terjadi, maka umat manusia tinggalah ukiran sejarah saja. Karena, walaupun negara Indonesia tidak terlibat dalam perang, tapi tetap saja kita akan merasakan dampaknya.
Ancaman ini nyata adanya dan berada di depan mata kita. Realita kelam mungkin akan membungkus masa depan kita.
Jadi, kita berdoa saja peperangan itu bukan dijadikan sebuah solusi untuk menresolvekan masalah ini. Semoga saja keeogisan salah satu pihak diruntuhkan demi kebaikan umat manusia dimasa depan. Karena, saat ini, krisis Rusia dengan Amerika Seriakt berada di ujung pedang. Kapanpun, dan tak terduga, perang mungkin bisa menjadi pilihan terakhir Amerika untuk menghentikan Rusia.
Jumat, 07 Maret 2014
Storytelling LB2 seorang Prambudi
"Creativity is everything. It beat even the purest logic."
-Professor Alfi Nurzaki. M.In (In = Insyallah)-
Iya, itu memang benar. Creativity of a dreamer beats the purest logic of a genius. Dan gue kenal dengan orang semacam itu. Namanya Prambudi, diberi a.k.a si fap-fap master atau echi master. Ketika kelas dua, praktek LB itu ngasih kita semacam tugas untuk berbagi cerita dengan menggunakan properti.
Gue pake properti seadanya dan nilainya .... ehem cepe wakakakak :D . Tapi, gue bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Prambudi. Gue pake properti yang sangat banyak, sedangkan dia cuma pake dua saja.
Sebuah topeng rage, dan sarung pinjeman orang lain -_- Walaupun nilainya gak sama, tapi dia telah menunjukan Creativity-nya. *applause semuanya*
![]() |
Simple, but amazing |
![]() |
Gue gak tau apa ini -_- |
Salahkah posisi doamu?
Asalammualikum wr.wb.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Di siang ini, gue habis sholat jumat di masjid yang terletak beberapa langkah dari rumah gue. Dan disana, ketika kutbah selesai, kita semuanya selaku jamaah melanjutkan dengan doa. Di situ, gue perhatiin posisi orang-orang yang sedang berdoa. Kebanyakan dari mereka memposisikan diri dengan menopang lengan hingga siku di pahanya. Setelah melihat itu, gue sedikit merasa janggal dan langsung deh gue bikin postingan ini.
Pada posting kali ini, gue mau menyinggung soal posisi berdoa kita. Coba deh sekarang, para pembaca posisikan diri Anda ketika ingin berdoa sehabis sholat. Nah, terus perhatikan posisi tangan lu sekarang. Apakah tangan lu masih berada di topangan kedua paha lu? Apakah tangan lu masih berada di bawah dan tidak di angkat keatas? Jika begitu, maka posisi lu sungguh tidak menghormati Allah.
Sebagai seorang manusia, kita sering meminta ini itu kepada Allah. Iya'kan? Meminta hal-hal yang sangat kalian idamkan dan memohon agar cepat-cepat terkabul. Meminta nilai besar, meminta kenaikan gaji, meminta jodoh. Nah, bagaimana Allah akan mengabulkan permintaan atau doa kalian jika mengangkat tangan tinggi keatas saja malas?
Bisa di analogikan begini saudara-saudari, jika ada seorang pengemis yang meminta-minta di jalan. Satu pengemis meminta-minta dengan tangannya di angkat tinggi dan kepalanya ditundukan dalam keadaan rendah hati. Satu lagi pengemis meminta-minta dengan tangannya di topang di pahanya.
Sekarang, tugas Anda memilih. Kepada pengemis manakah Anda akan memberi uang? Kepada yang mengangkat tangannya tinggi, atau kepada pengemis yang membuka telapak tangannya di pahanya? Jika kalian sudah memilih, tetapkan pilihan itu.
Hampir 90% menjawab akan memberikan uang kepada pengemis yang mengangkat tangannya tinggi. Karena, gestur sederhana itu menunjukan kesungguhan dari si pengemis. Menunjukan bahwa dia sangat membutuhkan uang dari anda.
Pada dasarnya, kita semua adalah pengemis. Pengemis yang memohon terkabulnya doa. Maka, angkatlah tangan Anda ketika hendak berdoa. Jangan malas! Karena itu menunjukan keseriusan anda dan kesungguhan Anda kepada panjatan doa itu. Apa susahnya sih, mengangkat kedua tangan kita? Padahal gestur sederhana itu sangat menyimpan banyak makna.
Ayolah, mulai dari sekarang kita sempurnakan posisi doa kita. Angkat tinggi tangan kita ketika ingin berdoa. Tundukan kepala dalam kerendahan hati dan diri. Insyallah, Allah akan mengabulkan permintaan kita lebih cepat lagi karena melihat keseriusan anda. :)
Wasalamualikum wr.wb. :)
Minggu, 02 Maret 2014
Fanfiction : Sehun (PART 2)
High above the earth, two demonic beings fought each other. Beneath them, was the main ground of Harvad University which was packed with people standing still like cement.
Xiumin was in rage knowing that he has been betrayed by his fellow brother, Sehun. Never crossed his mind that of all the people, Sehun was the one who injured him most.
You shot me! Bastard!
Ximun took position, his footing strong and both of his arms set fit to prepare himself from Sehun's attack. Suddenly, a series of bolten lighting starts to shoot out, aimed directly at Xiumin.
"Shit!" he was startled by the attack. He did block Sehun's lighting combo, but with a severe price. Now, Xiumin's palm screamed in agony. The heat presented in Sehun's blast really took a number on him. "Gah! Shit!" he screamed again in a painful roar.
Unable to bear the pain, Xiumin clenched both of his hands and decided to strike him back. With the pain felt in both of his palm, a bright light suddenly started to appear. Covering his hands. The bright light then transformed into a coat of fire.
"You may have lighting. But, fire is much much stronger than some petty form of electricity." Concomitant with those words, Xiumin shot out his arm to Sehun's body. Point blank, he attacks Sehun with fire in favor of a sphere.
The speed was light fast, before Sehun could even anticipate his attack, the fire sphere hits him hard. Sehun immediately fell from the sky, and slammed to the ground hard. Trembling the earth itself. Sehun didn't rest in defeat, he instantly got back up and looked up, and somehow ... was able to smirk at Xiumin.
noticing Sehun's odd gesture in this peril situation, Xiumin frowned his eyebrow. Feeling peculiar. "Why the hell are you smirking, Sehun? You are loosing and I'm winning. You are down below and I am high above. So there's nothing to be smirking at!" he said with a high tone.
"No, nothing. It's just ... funny." Sehun said, smiling.
"Funny? The hell do you mean?" Xiumin was perturbed by him.
Xiumin observed his behavior, and found Sehun suddenly squatted. He then looked up, and said with a sarcastic tone. "Even you, Xiumin -a high ranking demon, have limits that you alone cannot surpass. Unknown to you, I can see you are out of energy and near your power limit, Xiumin." Sehun then smiled widely. "But different from you, I ... am not even close to my limit."
By a sudden, white feathered wings started to appear on his back. White as snow as if angels from heaven itself gave wings to him. With one powerful flutter of his majestic angel wings, Sehun flew high up above ground, through clouds so thick. A few seconds later, Sehun was standing at the same level as Xiumin.
Xiumin felt insulted with Sehun's words and gesture. He gnashed his teeth in anger. His big red eyes glow even redder and brighter. Much more concentrated than before. Much redder than blood. Xiumin moved swiftly and flutter his wings fast.
Flying fast towards Sehun, Xiumin reached his hand up, preparing to attack him with one finishing blow. "Yes we are different, Sehun! But not by limit of power, but by experience in battle and bloodshed that has been spilled in war! Different from you, I have killed plenty! But no by mere fire magic - oh dear no. But with weapons!"
With those trembling words, in Xiumin's right and left hand suddenly started to appear some kind of red mist. By traveling a few seconds later, the red mist then shapes form of a japanese katana. Two katana wiled by him, and a long chain straped on the bottom of halm, connecting the two kantanas.
"Oh fuck!" Sehun rapidly moved his tall body trying to avoid Xiumin's piercing attack. But Xiumin was agile and his movement was fast, so some attacks did pierce Sehun's torso and right arm. Blood started to run down, staining Sehun's black leather jaket in red. Dripping of smeary blood hits the ground below. Luck for Sehun, Xiumin's goal was not to kill Sehun, but only to make him suffer till the break of death so he can drag his soul back to hell.
But in Sehun's current condition, break of death sure felt real now.
"Your eyes ... they are turning grey." Xiumin pointed his left kantana to Sehun's face.
"The sign of one demon about to meet his end. Sehun, let me tell you what will happen if we continue this pointless battle : I will win, and you will be close to die, and the result will always be the same. I drag you back to hell and you will serve the Lord demon himself. Nothing can change that fact. Nothing." Xiumin said confidently.
"You can never win by fighting point blank and directly, Sehun. You will ... eventually lose." he said.
Out of breath and suffering near death, Sehun can't see properly. His vision was blurry and inconsistent. His legs trembling, his heart beats fast. Blood loss is one of Sehun's main concern. He could continue fighting this 'impossible to win' battle. But he could die ... will it even be worth to loss your life too?
But ... Sehun could also escape more intense suffering, and that's surrendering ... but will he be able to surrender to Xiumin and go to the depts of hell with him? Truly a hard question to answer.
Langganan:
Postingan (Atom)